MAKALAH ELEKTRONIKA (JKKD)
LAPORAN
PRATIKUM TEKNIK ELEKTRONIKA
JARINGAN
KOMPUTER
DAN KOMUNIKASI DATA
Disusun
Oleh :
SYAFRIWARDIAN
NIM
: 18214041
Dosen
Pembimbing :
Afris
Ade Putra, S.Kom
PROGRAM
STUDI D2 TEKNIK ELEKTRONIKA
RINTISAN
AKADEMI KOMUNITAS PADANG PARIAMAN
PROGRAM
STUDI DILUAR DOMISILI (PDD)
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pratikum dari mata kuliah Jaringan Komputer dan Komunikasi Data dengan judul “KONFIGURASI LAN(LOCAL AREA NETWORK)”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen pembimbing JKKD kami Bapak Afris Ade Putra, S.Kom yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Padang pariaman, 06Maret 2019
Penyusun, Syafri Wardian
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................
i
Daftar Isi............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1
1.1 LatarBelakang..............................................................................................
1
1.2 RumusanMasalah.........................................................................................
1
1.3 Tujuan...........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
3
A. 2.1 Pengertian IP Address..................................................................................
3
2.1.1 IP Version...........................................................................................
3
2.1.2 AturanDasarPemilihanNetwork ID danHost ID.............................
4
B. 2.2. Subnet Mask.......................................................................................
5
2.2.0
Pengertian..............................................................................................
2.2.1 Format PenulisanIpAddressing.........................................................
5
2.2.2 Jenis-Jenis IP Address........................................................................
6
C.2.3 Klasifikasi Jaringan
Internet........................................................................
7
2.3.1 Berdasarkan Kelasnya.........................................................................
7
2.3.2 Berdasarkan Pada Ukuran Jaringan....................................................
10
2.3.3 Address
Khusus............................................................................................
11
D2.4 Pengertian
Subnetting..................................................................................
13
2.4.1 Dua
Alasan Utama Melakukan Subnetting.........................................
13
2.4.2 Tujuan
dari Subnetting........................................................................
13
2.4.3 Fungsi
Subnetting................................................................................
14
2.4.4 Proses
Subnetting................................................................................
14
E.2.5 Pengertian dri IP
STATIS......................................................................
2.5.1 IP
DINAMIS................................................................................
2.5.2 Cara Setting IP Statik dan
Dinamis.............................................................
F2.6 Pengerian dari DHCP...........................................................................................
2.6.1 Cara
Kerja.........................................................................................................
BAB III
PENUTUP..........................................................................................
15
3.1
Kesimpulan...................................................................................................
15
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................
17
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengembangan dan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kini
kian pesat menjadikan kebutuhan akan komputer dan perangkat teknologi lainnya
yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin menjadi kebutuhan tersendiri.
Dan berbicara tentang jaringan komputer saat ini sangatlah bermanfaat dan
mungkin sudah sangat biasa penggunaannya, karena hampir semua orang sangat
membutuhkan jaringan komputer ini terutama bagi mereka yang menggunakan
internet. Komunikasi data dalam suatu jaringan membutuhkan suatu aturan
tertentu sehingga komputer–komputer yang terhubung dapat saling terjadi proses
komunikasi data. Dalam istilah jaringan komputer, aturan tersebut disebut
sebagai protokol.
Untuk
dapat saling berkomunikasi data dalam suatu jaringan dibutuhkan protocol yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis Sistem
Operasi. Protokol yang dapat diimplementasikan pada
berbagai macam Sistem Operasi
adalah protokol IP. Dengan adanya protokol IP komunikasi antara Ms.
Windows dan Novel Netware dapat dilakukan. Oleh karena itu makalah ini akan
membahas semua yang berkaitan dengan IP.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1.2.1
Apakah yang dimaksud dengan IP addressing?
1.2.2
Bagaimana pengklasifikasian jaringan internet?
1.2.3
Apa sajakah yang termasuk dalam address khusus?
1.2.4
Apakah yang dimaksud dengan subnetting?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan IP addressing.
1.3.2
Untuk mengetahui pengklasifikasian jaringan internet.
1.3.3 Apakah yang dimaksud dengan
subnetting dan subnet mask ?
1.3.4 Bagaimana cara menghitung
subnet mask ?
1.3.5 Untuk mengetahui yang termasuk dalam address khusus.
1.3.6 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan subnetting.
1.3.7 Untuk nengetahui apa itu DHCP serta cara
kerjanya.?
BAB 2. PEMBAHASAN
A. 2.1 Pengertian
IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan
peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32
bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang
dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1. Oleh karena protocol IP adalah
protocol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi
didalam jaringan komputer satu dengan lain, maka kita harus benar-benar
memahami IP address ini.
IP address digunakan sebagai alamat
dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem
komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah
diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita
telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interfacekomputer.
Jika suatu computer memiliki lebih dari satu interface maka kita harus memberi
dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap
interfacenya.
2.1.1 IP
Version
Saat ini ada dua versi dari ip yang digunakan,
yaitu sebagaiberikut:
1. IP Versi 4
(IPv4)
Internet protocol version 4 atau IPv4 terdiri
dari 32-bit dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia.
Sebagai contoh yaitu 172.146.80.100, jika host di seluruh dunia melebihi angka
4.294.967.296 maka dibuatlah IPv6. Pengalamatan IPv4, yaitu dekomposisi dari
alamat IPv4 dari notasi dot-desimal ke nilai biner. Dalam IPv4 alamat
terdiri dari 32 bit yang membatasi ruang alamat ke 4294967296 (232) alamat unik
mungkin. IPv4 mencadangkan beberapa alamat untuk tujuan khusus seperti jaringan
privat (~ 18 juta alamat) atau alamat multicast (~ 270 juta alamat). Alamat
IPv4 yang kanonis diwakili dalam notasi dot-desimal, yang terdiri dari empat
angka desimal, masing-masing mulai dari 0 sampai 255, dipisahkan oleh titik, misalnya,
172.16.254.1. Setiap bagian mewakili sekelompok 8 bit (oktet) alamat. Dalam
beberapa kasus penulisan teknis, alamat IPv4 dapat disajikan dalam berbagai
heksadesimal, oktal, atau representasi biner.
2. IP Versi 6
(IPv6)
IPv6 diciptakan untuk menjawab kekhawatiran akan kemampuan IPv4 yang
hanya menggunakan 32 bit untuk menampung IP Address di seluruh dunia, semakin
banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia IPv4
dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya, untuk
itulah IPv6 versi 128 bit diciptakan. Dengan kemampuanya yang jauh lebih besar
dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan IP Address pada seluruh pengguna
jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak.
Pengalamatan IPv4, yaitu dekomposisi dari alamat IPv6 dari representasi
heksadesimal ke nilai biner. Ukuran alamat meningkat 32-128 bit atau 16 oktet.
Secara matematis, ruang alamat baru menyediakan potensi maksimal 2.128, atau
sekitar 3,403 × 1038 alamat.
Tujuan utama dari desain baru tidak hanya untuk memberikan jumlah yang
cukup alamat, melainkan untuk memungkinkan agregasi efisien subnetwork
Routing prefiks pada node routing. Akibatnya, ukuran tabel routing
yang lebih kecil, dan kemungkinan alokasi individu terkecil adalah subnet untuk
264 host, yang merupakan kuadrat dari ukuran seluruh internet IPv4. Pada
tingkat ini, tingkat pemanfaatan alamat sebenarnya akan menjadi kecil pada
setiap segmen jaringan IPv6.
2.1.2 Aturan
Dasar Pemilihan Network ID dan Host ID
IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID,
dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan dari
peralatan jaringan. IP address memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan
jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Aturan dasar
pemilihan network ID dan Host ID ada tiga, yaitu :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127,
karena network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni
alamat IP address yang digunakan oleh suatu komputer yang
menunjuk dirinya sendiri
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255, karena akan
diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili
seluruh jaringan
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0, karena
akan diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk
menunjuk suatu jaringan buka host. Host ID harus unik dalam suatu network,
dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host
ID yang sama.
B. 2.2. Subnet Mask
2.2 1 Pengertian
Nilai subnet mask berfungsi untuk
memisahkan network ID dengan host ID. Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP
untuk menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan lokal atau
nonlokal. Untuk jaringan nonlokal berarti TCP/IP harus mengirimkan paket data
melalui sebuah router. Dengan demikian, diperlukan address mask untuk menyaring
IP address dan paket data yang keluar masuk jaringan tersebut.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh
penggunaan subnet mask. Masing–masing subnet mask menggunakan pola nomor
32-bit yang merupakan bit groups dari semua satu (1) yang menggunakan network
ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca
bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya.
Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana
yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot
Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan
SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network
tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini
untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang
dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan
oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor
32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan
semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Subnetmask default untuk masing-masing kelas A, B, C
dalam biner
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP
address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network
di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address
yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah
mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255
bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet
Mask:
1. Angka
minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet
pasti 255.
2. Angka
maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit
untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan
seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya,
pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu
disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk
broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu
sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan
hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan
host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host
sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
3. Karena
network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang
mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini
adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
Subnetmask biner dan desimal
Penghitungan subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua
cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada
hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah
yaitu:
·
Jumlah Subnet,
·
Jumlah Host per Subnet,
·
Blok Subnet,
·
Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan
192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP
address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu?
Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan
binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet Mask yang digunakan untuk melakukan subnetting
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja
yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di
bawah:
|
|
2.2.1
Format
Penulisan Ip Addressing
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda
titik setiap 8 bitnya. Tiap bit ini disebut sebagai octet. Bentuk IP address
dapat dituliskan sebagai berikut: xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi, IP address memiliki range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111.
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk
digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing
dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan ‘notasi desimal
bertitik’. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.
Contoh hubungan IP address dalam format biner dan desimal:
Desimal
|
167
|
205
|
206
|
100
|
Biner
|
10100111
|
11001101
|
11001110
|
01100100
|
2.2.2 Jenis-Jenis IP Address
1. IP
Public
Ini adalah Internet Assigned Numbers Authority (IANA) terdaftar
alamat yang terlihat di Internet. Public bit tertinggi range address bit
network address
1. kelas A
0 0 – 127*
8
2. kelas B
10 128 – 191 16
3. kelas C
110 192 – 223 24
4. kelas D
1110 224 – 239 28
2.
Privat
Privat Address adalah kelompok IP Addres yang dapat dipakai tanpa harus
melakukan pendaftaran. IP Address ini hanya dapat digunakan untuk jaringan lokal (LAN) dan
tidak dikenal dan diabaikan oleh Internet. Alamat ini adalah unik bagi jaringan
lokalnya tetapi tidak unik bagi jaringan global. Agar IP Private ini dapat
terkoneksi ke internet, diperlukan peralatan Router dengan
fasilitas Network Address Traslation (NAT).
Berikut adalah alamat yang
dicadangkan untuk jaringan private:
Private Address Kelas
A:
IP Address dari 10.0.0.0 – 10.255.255.254, setara dengan sebuah jaringan
dengan 24 bit host. Atau sekitar 16.777.214 host
Private Address Kelas B:
172.16.0.0 – 172.31.255.255, setara dengan 16 jaringan yang
masing-masing jaringan memiliki host efektif sebanyak 65.534 host
Private
Address Kelas C:
192.168.0.0 – 192.168.255.254, setara dengan 256 jaringan yang
masing-masing jaringan memiliki host efektif sebanyak 254 host.
C. 2.3 Klasifikasi Jaringan Internet
IP address dipisahkan menjadi 2 bagian
yaitu bagian network (net ID) dan bagian hist (host ID). Net ID
berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain,
sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network.
Jadi seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang
sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal pada bagian awal address merupakan network
bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara
bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas
network.
2.3.1
Berdasarkan Kelasnya
Berdasarkan kelasnya IP address dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas
A, B, C, D, E. perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Perangkat
lunak Internet protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji
beberapa bit pertama dari IP address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara
berikut:
Kelas A
Bit pertama address kelas A adalah 0 dengan panjang net ID 8 bit dan
panjang host 24 bit. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, jadi byte
pertama IP address kelas A memiliki range dari 0-127, yakni dari nomor
0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx. Tiap network dapat menampung sekitar
16 juta (256^3) host. IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah
host yang sangat besar. (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). IP
address ini dilukiskan pada gambar berikut:
Formatnya :
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama
: 0
Panjang
Network ID : 8 bit
Panjang Host
ID : 24 bit
Byte pertama
: 0 – 127
Jumlah : 126
kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP :
1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP :
16.777.214 IP address pada tiap kelas A
Kelas B
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya
selalu bernilai 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya
adalah host ID sehingga kalau ada computer memilii IP address 192.168.26.161,
network ID 192.168 dan host ID 26.161. pada IP address kelas B ini memiliki
range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxxyakni berjumlah 65.255
netwrok dan jumlah host tiap network 256^2 host atau sekitar 65 ribu host
Formatnya:
Format :
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
2 bit
pertama : 10
Panjang
Network ID : 16 bit
Panjang Host
ID : 16 bit
Byte pertama
: 128 – 191
Jumlah :
16.384 kelas B
Range IP :
128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP :
65.535 IP address pada tiap kelas B
Kelas C
Jika 3 bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network
kelas C. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya, sehingga
dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki
256 host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32
x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap
network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host.
Formatnya:
Format :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
3 bit
pertama : 110
Panjang
Network ID : 24 bit
Panjang Host
ID : 8 bit
Byte pertama
: 192 – 223
Jumlah :
2.097.152 kelas C
Range IP :
192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP :
254 IP address pada tiap kelas C
Kelas D
Khusus kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam
kelas ini tidak lagi dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit pertama
adalah 1110, sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan
bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP
address ini. Dalam multitasking tidak dikenal network ID dan Host ID. IP
Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni
sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan
pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai
bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang
berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video
conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint),
menggunakan Multicast Backbone.
Formatnya:
4 Bit
Pertama : 1110
Byte Inisial
: 224 – 247
Kelas E
Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari
seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga
tidak ada dikenal netid dan hostid di sini. IP address E tidak
diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset
1111 sehingga byte pertama berkisar antara 248-255
Formatnya:
4 Bit
Pertama : 1111
Byte Inisial
: 248 – 255.
2.3.2
Berdasarkan
Pada Ukuran Jaringan
Berdasarkan pada ukuran jaringan Internet dibagi dalam empat bagian,
yaitu :
LAN (Local
Area Network)
LAN adalah
jaringan lokal atau jaringan private yang ada dalam satu gedung atau dalam satu
ruangan. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang menggunakan satu
resource secara bersama–sama, misalnya penggunaan printer secara
bersama–sama, penggunaan media penyimpanan secara bersama, dan lain–lain.
MAN (Metropolitan
Area Network)
MAN adalah
pengembangan dari LAN yang menggunakan metode yang sama dengan LAN tetapi daerah
cakupannya lebih luas. Daerah cakupan LAN yang hanya ada pada suatu ruangan
atau gedung, tetapi pada MAN cakupannya bisa sampai satu RT atau beberapa
kantor yang berada dalam komplek yang sama.
WAN (Wide
Area Network)
WAN dengan cakupan
yang lebih luas lagi, cakupannya meliputi satu kawasan, satu pulau atau satu
negara bahkan benua. Sedangkan metode yang dipakai dalam WAN hampir sama dengan
yang dipakai di dalam LAN dan MAN.
Internet
Internet adalah interkoneksi antar jaringan–jaringan komputer yang ada
di dunia yang bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi menggunakan
standar Internet Protocol (IP).
2.3.3 Address
Khusus
Selain address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address
yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal
host. Address itu adalah:
a) Network
Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan
internet. Misalkan untuk host dengan IP address kelas B 192.168.9.35
tanpa memakai subnet, network address ini adalah 192.168.0.0 address
ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada segmen 2 terakhir menjadi 0.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet.
Router cukup melihat network address 192.168 untuk menentukan ke router
mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan tuang pos
cukup melihat kota tujuan pada alamat surat tidak perlu membaca seluruh alamat
untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
b) Broadcast
Address
Address ini digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui
oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui setiap
datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP address dari host
yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini maka hanya
host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan
mengabaikannya. Tidak efisien apabila harus membuat replikasi datagram sebanyak
jumlah host tujuan, pemakai bandwith akan meningkat dan beban kerja host
pengirim bertambah, padahal isi datagram tersebut sama. Oleh karena itu dibuat
konsep broadcast address, host cukup mengirim ke alamat broadcast maka seluruh
host pada network akan menerima datagram tersebut.
Jadi sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima
datagram, pertama adalah IP addressnya yang bersifat unik dan kedua
adalah broadcast address pada network tempat host tersebut
berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit hst pada IP
address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau
192.168.240.2 broadcastaddressnya 192.168.255.255 (2 segmen dari IP address
tersebut disebut berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca
255.255) jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
c) Multicast
Address
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk
komunikasi antar host yang menggunakan datagram unicast.
Artinya datagram memiliki address tujuan berupa satu host tertentu.
Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada
datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan
mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk 2 mode pengirman ini (unicast dan
broadcast) muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika
suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group)
dengan hanya mengirimkan satu datagram saja.Namun berbeda dengan mode broadcast
hanya host-host yang tergabung dalam sutu group saja yang akan menerima
datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu
dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini setiap group yang menjalankan
aplikasi bersana mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada gambar dibawah
224-239
|
0-255
|
0-255
|
0-255
|
1110xxxx
|
xxxxxxxx
|
Xxxxxxxx
|
xxxxxxxx
|
Untuk keperluan multicast sejumlah IP address dialokasikan sebagai multicast
address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255) maka IP address merupakan multicast address.
Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group buka untuk host
seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group ini juga tidak terbatas pada
jaringan di satu subnet,namun bisa
mencapai seluruh dunia karena menyerupai sutu backbone maka jaringan multicast
ini dikenal pula sebagai Multicast Bacbone (Mbone).
D.2.4
Pengertian Subnetting
Subnetting adalah teknik memecah suatu
jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit host ID pada subnet
mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik
memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting
hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP Address kelas B
dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan
beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang
ada dalam tiap network tersebut.
2.4.1 Dua alasan utama melakukan subnetting
Dua alasan
utama melakukan subnetting antara lain :
1.
Mengalokasikan
IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas
oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254,
65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat
banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network
(kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau
16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan
membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10
ribuan IP address.
2.
Alasan kedua
adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan
semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan
memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer
dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang
sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama,
yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic
untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya
disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih
kecil dari Class C address.
2.4.2 Tujuan dari subnetting
Tujuan dari subnetting
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang
hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat
254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas
sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan
suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4. Untuk
mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address
dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam
suatu network, karena router IP hanya
dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi
terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
2.4.3 Fungsi subnetting
Fungsi subnetting antara
lain sebagai berikut:
1.
Mengurangi
lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan
bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimasinya
unjuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan
yang disederhanakan.
4. Membantu
pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
2.4.4 Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa
proses, yaitu:
1. Menentukan
jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
2. Menentukan
jumlah host per subnet
3. Menentukan subnet
yang valid
4. Menentukan
alamat broadcast untuk tiap subnet
5. Menentukan
host–host yang valid untuk tiap subnet
E.2.5 IP
STATIS
IP statis adalah IP yang dedicated dengan sebuah PC,
computer atau perangkat networking lain (misal router). Alamat IP
statik adalah sebuah pemberian alamat IP yang tidak pernah
berubah. Alamat IP statik penting karena server memakai alamat
IP ini dan mempunyai pemetaan DNS menunjuk kepada server, dan biasanya memberikan
informasi kepada mesin lain (seperti email server, web
server, dll). Blok alamat IP statik mungkin diberi oleh ISP anda, baik dengan permintaan atau otomatis bergantung pada cara kita hubungan ke Internet.
server, dll). Blok alamat IP statik mungkin diberi oleh ISP anda, baik dengan permintaan atau otomatis bergantung pada cara kita hubungan ke Internet.
2.5.1 IP DINAMIS
IP dinamis yaitu IP yang didapatkan oleh
computer/router lain dari sistem DHCP nya, IP yang didapatkan oleh PC ini bisa
berubah-ubah. Alamat IP dinamik diberikan oleh ISP untuk
node yang tidak permanen terhubung ke Internet,
seperti komputer di rumah, komputer yang menggunakan
sambungan dial-up. Alamat IP dinamik diberi secara otomatis
menggunakan protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP),
atau Point-to-Point Protocol (PPP), bergantung pada tipe
sambungan Internet. Node yang menggunakan DHCP terlebih dulu
meminta alamat IP dari jaringan, dan otomatis
mengkonfigurasi antar muka jaringannya .Alamat IP yang diberi
oleh DHCP berlaku untuk waktu yang ditetapkan (dikenal sebagai waktu
sewa / leased time). Node harus memperbarui sewa DHCP sebelum waktu
sewa berakhir. Segera setelah memulai lagi, node mungkin menerima alamat
IP yang sama atau yang berbeda dari kumpulan alamat IP yang tersedia.
Alamat IP dinamik cukup populer
diantara Internet Servis Provider, karena memungkinkan mereka memakai
lebih sedikit alamat IP daripada jumlah total pelanggan mereka.
Mereka hanya memerlukan alamat bagi masing-masing pelanggan yang aktif di suatu
saat. Alamat IP yang dapat di routing secara global membutuhkan
biaya, dapat dihancurkan secara global IP berharga uang, dan beberapa
authoritas untuk alokasi alamat (seperti RIPE, RIR dari Europa) sangat keras
dalam penggunaan alamat IP untuk ISP. Memberi alamat
IP secara dinamik memungkinkan ISP untuk menghemat
uang, dan mereka sering akan meminta tambahan yuang ke pelanggan yang
meminta alamat IP statik.
2.5.2 Cara
Setting IP Statik dan Dinamis
·
Setting
TCP/IP Dinamic
- Click
Start, Control Panel
- Double-Click
Icon Network Connection
- CIick-kanan
pada icon Local Area Connection, pilih properties
- Double-Click
Internet Protocol (TCP/IP) yang ada di dalam kotakdialog Local
AreaConnection,sampai keluar kotak dialog baru : Internet Protocol
(TCP/IP) Protocol
- Click
opstain an IP adrees automatically
- Click
OK untuk menutup kotak dialog Internet Connection (TCP/IP) Properties.
- Click
OK untuk menutup kotak dialog “Local Area Connection Properties”
- Click
Start, Run, sampai keluar kotak dialog RUN, dan ketikkan CMD, click OK
- Di
kotak dialog CMD, ketikkan : ipconfig untuk melihat IP anddres anda. IP
Static adalah ip yang dapat disetting sendiri sehingga alamatnya tetap
atau tidak berubah-ubah.
·
Setting
TCP/IP Static
- Click
Start, Control Panel
- Double-Click
Icon Network Connection
- Click-kanan
pada icon Local Area Connection, pilih properties
- Double-Click
Internet Protocol (TCP/IP) yang ada di dalam kotakdialog Local
AreaConnection, sampai keluar kotak dialog baru : Internet Protocol
(TCP/IP) Protocol
- Click
use the following IP Address , Masukkan alamat IP. Misalalamat IP computer
1 adalah 192.168.1.1 dan komputer 2 adalah 192.168.1.2 dst, dengan
subnet mask 255.255.255.0
- Setelah
setting TCP/IP ini telah dimasukkan, click OK untuk menutup kotak
dialogInternet Connection (TCP/IP) Properties.
- Click
OK untuk menutup kotak dialog “Local Area Connection Properties”
- Click
Start, Run, sampai keluar kotak dialog RUN, dan ketikkan CMD, click OK
- Di
kotak dialog CMD, ketikkan : ipconfig untuk melihat IP anddres anda.
- Lakukan
test ping koneksi dengan computer sebelah (computer dengan ip
address192.168.1.2, 192.168.1.3, dsb), dengan mengetik pada com.
ASAN
Pembahasan IP Static dan Dynamic sangat erat kaitannya dengan dunia worldwideweb Internet. Karena disini membahas Identitas Internet Protocol (IP) sebuah komputer di lingkungan dunia maya (world area network). Penggunaan IP Static dan Dynamic sangat bergantung dengan provider Internet yang digunakan. ISP seperti Axis, IM2, Three, XL biasanya menggunakan IP Dynamic. Sedangkan ISP yang menggunakan IP Static salah satunya Speedy (untuk user dengan paket >2Mbps diberikan 1 IP Static). Pada ISP yang menggunakan sistem IP Static IP yang diberikan atau ip yang kita dapat itu secara manual. Artinya kita akan diberi ip address dan mensettingnya secara manual. Misalnya kita isi ip address di settingan pc kita. Sistem seperti ini biasanya digunakan oleh SERVER atau Comercial Leased Line, tujuannya agar server dapat dijangkau dengan IP yang sama. Tapi biasanya ISP tidak memberlakukan sistem ini. Contohnya Speedy yang pada hakikatnya menggunakan static IP dan dynamic IP secara bersamaan, Setiap kamu connect kamu akan dapat satu IP public secara random, yang kemudian digunakan sebagai IP Static. (bingung kan sistemnya, Atau cara lain biasanya dengan penggunaan addressing menggunakan MAC Address, dimana ISP menggunakan MAC yang kemudian setiap MAC akan mendapat Random Public IP setiap kali connect.
Pembahasan IP Static dan Dynamic sangat erat kaitannya dengan dunia worldwideweb Internet. Karena disini membahas Identitas Internet Protocol (IP) sebuah komputer di lingkungan dunia maya (world area network). Penggunaan IP Static dan Dynamic sangat bergantung dengan provider Internet yang digunakan. ISP seperti Axis, IM2, Three, XL biasanya menggunakan IP Dynamic. Sedangkan ISP yang menggunakan IP Static salah satunya Speedy (untuk user dengan paket >2Mbps diberikan 1 IP Static). Pada ISP yang menggunakan sistem IP Static IP yang diberikan atau ip yang kita dapat itu secara manual. Artinya kita akan diberi ip address dan mensettingnya secara manual. Misalnya kita isi ip address di settingan pc kita. Sistem seperti ini biasanya digunakan oleh SERVER atau Comercial Leased Line, tujuannya agar server dapat dijangkau dengan IP yang sama. Tapi biasanya ISP tidak memberlakukan sistem ini. Contohnya Speedy yang pada hakikatnya menggunakan static IP dan dynamic IP secara bersamaan, Setiap kamu connect kamu akan dapat satu IP public secara random, yang kemudian digunakan sebagai IP Static. (bingung kan sistemnya, Atau cara lain biasanya dengan penggunaan addressing menggunakan MAC Address, dimana ISP menggunakan MAC yang kemudian setiap MAC akan mendapat Random Public IP setiap kali connect.
F2.6 DHCP
Protokol
Konfigurasi Hos Dinamik (PKHD) (bahasa Inggris: Dynamic Host Configuration
Protocol adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai
untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan
lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua
komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua
komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis
dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat
diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang
dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi
dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).
2.6.1 Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam
DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP
Client.
- DHCP
server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan
yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya
kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan
seperti Windows NT Server, Windows
2000 Server, Windows
Server 2003, atau GNU/Linux
memiliki layanan seperti ini.
- DHCP
client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat
lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan
DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows
NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows
XP, Windows Vista, Windows 7, Windows 8 atau GNU/Linux)
memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk
didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap
klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang
ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan
alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk
memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah
DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
- DHCPDISCOVER: DHCP
client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server
yang aktif.
- DHCPOFFER:
Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server
kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
- DHCPREQUEST:
Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu
alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
- DHCPACK: DHCP
server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment.
Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP
lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien
selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan
karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi
jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat.
Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server
yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan
alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone,
sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data
alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP
server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP
server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak
mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga
dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan
tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client.
Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP
server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu,
yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi
mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di
dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat
disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam
jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah
kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client
oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh
seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam
Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000
ke atas dapat menggunakan Microsoft
Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut
sebagai Reservation.
DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP
client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan
memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP
server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan
informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang
administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP
Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat
beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel
berikut.
Nomor DHCP Option
|
Nama DHCP Option
|
Apa yang dikonfigurasikannya
|
003
|
Mengonfigurasikan gateway baku dalam konfigurasi alamat IP. Default
gateway merujuk kepada alamat router.
|
|
006
|
||
015
|
DNS Domain Name
|
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi
"induk" dari DNS Server yang bersangkutan.
|
044
|
NetBIOS over TCP/IP Name
Server
|
|
046
|
NetBIOS over TCP/IP Node Type
|
|
047
|
NetBIOS over TCP/IP Scope
|
Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien
lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.
|
BAB 3.
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di
atas, maka kesimpulan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
IP Address adalah alamat
yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan
protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat
dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti
192.16.10.1. IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host
ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID
menentukan dari peralatan jaringan. Nilai subnet mask berfungsi untuk
memisahkan network ID dengan host ID. Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk
menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan lokal atau nonlokal.
Klasifikasi jaringan
internet di kelompokkan menjadi dua yaitu klasifikasi berdasarkan kelasnya dan
klasifikasi berdasarkan pada ukuran jaringan. Berdasarkan kelasnya IP address
dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas A, B, C, D, E. Perbedaan tiap kelas
adalah pada ukuran dan jumlahnya. Perangkat lunak Internet protocol menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP address.
Berdasarkan pada ukuran jaringan Internet dibagi dalam empat bagian, yaitu a)
LAN, b) MAN, c) WAN, dan d) Internet.
Selain
address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang digunakan
untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host, yaitu:
a) Network
Address
Address ini digunakan untuk
mengenali suatu network pada jaringan internet.
b) Broadcast Address
Address ini
digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh
seluruh host yang ada pada suatu network.
c) Multicast Address
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi
antar host yang menggunakan datagram unicast.
Subnetting adalah teknik
memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara
mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang
lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP
Address kelas B dan IP Address kelas C.
DAFTAR RUJUKAN
(diakses pada tanggal 17 Maret 2016, pada pukul 13.02)
(online)http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-ip-address-menurut-para-desainer-internet-protocol/ (diakses
pada tanggal 18 Maret 2016, pada pukul 10.30)
(online)http://technopark.surakarta.go.id/id/media-publik/komputer-teknologi-informasi/191-ip-address-fungsi-dan-kelas-ip (diakses
pada tanggal 18 Maret 2016, pada pukul 10.37)
(diakses
pada tanggal 18 Maret 2016, pada pukul 13.03)
(online)http://louisbutarbutar.blogspot.co.id/2012/11/klasifikasi-jaringan-internet.html (diakses
pada tanggal 22 Maret 2016, pada pukul 11.44)
(online)http://rindaamilia08.blogspot.com/2016/06/makalah-ip-addressing-disusun.html (diakses pada tanggal 3 Maret 2019, pada pukul 9:55)
(online)http://mirnawati-mirnawatiaufa.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(diakses pada tanggal 3 Maret 2019, pada
pukul 9:55)
(online)https://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_Konfigurasi_Hos_Dinamik
(diakses pada tanggal 3 Maret 2019, pada
pukul 9:55)
Komentar