MAKALAH ELEKTRONIKA (JKKD)

LAPORAN PRATIKUM TEKNIK ELEKTRONIKA
JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA
















Disusun Oleh :
SYAFRIWARDIAN
NIM : 18214041

Dosen Pembimbing :
Afris Ade Putra, S.Kom








PROGRAM STUDI D2 TEKNIK ELEKTRONIKA
RINTISAN AKADEMI KOMUNITAS PADANG PARIAMAN
PROGRAM STUDI DILUAR DOMISILI (PDD)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pratikum dari mata kuliah Jaringan Komputer dan Komunikasi Data dengan judul “KONFIGURASI LAN(LOCAL AREA NETWORK)”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen pembimbing JKKD kami Bapak Afris Ade Putra, S.Kom yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Padang pariaman, 06Maret 2019

Penyusun, Syafri Wardian

DAFTAR ISI


Kata Pengantar.................................................................................................      i
Daftar Isi............................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................      1
1.1  LatarBelakang..............................................................................................      1
1.2  RumusanMasalah.........................................................................................      1
1.3  Tujuan...........................................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................      3
A. 2.1  Pengertian IP Address..................................................................................      3
     2.1.1 IP Version...........................................................................................      3
     2.1.2 AturanDasarPemilihanNetwork ID danHost ID.............................      4
          B. 2.2.   Subnet Mask.......................................................................................      5
               2.2.0 Pengertian..............................................................................................
     2.2.1 Format PenulisanIpAddressing.........................................................      5
     2.2.2 Jenis-Jenis IP Address........................................................................      6
C.2.3  Klasifikasi Jaringan Internet........................................................................      7
    2.3.1 Berdasarkan Kelasnya.........................................................................      7
    2.3.2 Berdasarkan Pada Ukuran Jaringan....................................................   10
    2.3.3 Address Khusus............................................................................................   11
D2.4  Pengertian  Subnetting..................................................................................   13
   2.4.1 Dua Alasan Utama Melakukan Subnetting.........................................   13
   2.4.2 Tujuan dari Subnetting........................................................................   13
   2.4.3 Fungsi Subnetting................................................................................   14
   2.4.4 Proses Subnetting................................................................................   14
E.2.5  Pengertian dri IP STATIS......................................................................
   2.5.1 IP DINAMIS................................................................................
   2.5.2 Cara Setting IP Statik dan Dinamis.............................................................
F2.6 Pengerian dari DHCP...........................................................................................
   2.6.1 Cara Kerja.........................................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................   15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................   15
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................   17


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
          Pengembangan dan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kini kian pesat menjadikan kebutuhan akan komputer dan perangkat teknologi lainnya yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin menjadi kebutuhan tersendiri. Dan berbicara tentang jaringan komputer saat ini sangatlah bermanfaat dan mungkin sudah sangat biasa penggunaannya, karena hampir semua orang sangat membutuhkan jaringan komputer ini terutama bagi mereka yang menggunakan internet. Komunikasi data dalam suatu jaringan membutuhkan suatu aturan tertentu sehingga komputer–komputer yang terhubung dapat saling terjadi proses komunikasi data. Dalam istilah jaringan komputer, aturan tersebut disebut sebagai protokol.
            Untuk dapat saling berkomunikasi data dalam suatu jaringan dibutuhkan protocol yang dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis Sistem Operasi. Protokol yang dapat diimplementasikan pada berbagai macam Sistem Operasi adalah protokol IP. Dengan adanya protokol IP komunikasi antara Ms. Windows dan Novel Netware dapat dilakukan. Oleh karena itu makalah ini akan membahas semua yang berkaitan dengan IP. 

1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.2.1  Apakah yang dimaksud dengan IP addressing?
1.2.2  Bagaimana pengklasifikasian jaringan internet?
1.2.3  Apa sajakah yang termasuk dalam address khusus?
1.2.4  Apakah yang dimaksud dengan subnetting?

1.3  Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1  Untuk mengetahui yang dimaksud dengan IP addressing.
1.3.2  Untuk mengetahui pengklasifikasian jaringan internet.
1.3.3  Apakah yang dimaksud dengan subnetting dan subnet mask ?
1.3.4  Bagaimana cara menghitung subnet mask ?
1.3.5  Untuk mengetahui yang termasuk dalam address khusus.
1.3.6  Untuk mengetahui yang dimaksud dengan subnetting.
1.3.7  Untuk nengetahui apa itu DHCP serta cara kerjanya.?


BAB 2. PEMBAHASAN

A.    2.1 Pengertian IP Address

            IP Address adalah alamat yang  diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1. Oleh karena protocol IP adalah protocol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi didalam jaringan komputer satu dengan lain, maka kita harus benar-benar memahami IP address ini.
  IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interfacekomputer. Jika suatu computer memiliki lebih dari satu interface maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.

2.1.1 IP Version
  Saat ini ada dua versi dari ip yang digunakan, yaitu sebagaiberikut:
1.      IP Versi 4 (IPv4)
  Internet protocol version 4 atau IPv4 terdiri dari 32-bit dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Sebagai contoh yaitu 172.146.80.100, jika host di seluruh dunia melebihi angka 4.294.967.296 maka dibuatlah IPv6. Pengalamatan IPv4, yaitu dekomposisi dari alamat IPv4 dari notasi dot-desimal ke nilai biner. Dalam IPv4 alamat terdiri dari 32 bit yang membatasi ruang alamat ke 4294967296 (232) alamat unik mungkin. IPv4 mencadangkan beberapa alamat untuk tujuan khusus seperti jaringan privat (~ 18 juta alamat) atau alamat multicast (~ 270 juta alamat). Alamat IPv4 yang kanonis diwakili dalam notasi dot-desimal, yang terdiri dari empat angka desimal, masing-masing mulai dari 0 sampai 255, dipisahkan oleh titik, misalnya, 172.16.254.1. Setiap bagian mewakili sekelompok 8 bit (oktet) alamat. Dalam beberapa kasus penulisan teknis, alamat IPv4 dapat disajikan dalam berbagai heksadesimal, oktal, atau representasi biner.
2.      IP Versi 6 (IPv6)
            IPv6 diciptakan untuk menjawab kekhawatiran akan kemampuan IPv4 yang hanya menggunakan 32 bit untuk menampung IP Address di seluruh dunia, semakin banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya, untuk itulah IPv6 versi 128 bit diciptakan. Dengan kemampuanya yang jauh lebih besar dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan IP Address pada seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak. Pengalamatan IPv4, yaitu dekomposisi dari alamat IPv6 dari representasi heksadesimal ke nilai biner. Ukuran alamat meningkat 32-128 bit atau 16 oktet. Secara matematis, ruang alamat baru menyediakan potensi maksimal 2.128, atau sekitar 3,403 × 1038 alamat.
            Tujuan utama dari desain baru tidak hanya untuk memberikan jumlah yang cukup alamat, melainkan untuk memungkinkan agregasi efisien subnetwork Routing prefiks pada node routing. Akibatnya, ukuran tabel routing yang lebih kecil, dan kemungkinan alokasi individu terkecil adalah subnet untuk 264 host, yang merupakan kuadrat dari ukuran seluruh internet IPv4. Pada tingkat ini, tingkat pemanfaatan alamat sebenarnya akan menjadi kecil pada setiap segmen jaringan IPv6.

2.1.2 Aturan Dasar Pemilihan Network ID dan Host ID
            IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID,  dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan dari peralatan jaringan. IP address memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Aturan dasar pemilihan network ID dan Host ID ada tiga, yaitu :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127, karena network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni alamat IP address yang digunakan oleh suatu komputer yang menunjuk dirinya sendiri
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0, karena akan diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan buka host. Host ID harus unik dalam suatu network, dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

B.     2.2.  Subnet Mask

2.2 1 Pengertian
           
            Nilai subnet mask berfungsi untuk memisahkan network ID dengan host ID. Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan lokal atau nonlokal. Untuk jaringan nonlokal berarti TCP/IP harus mengirimkan paket data melalui sebuah router. Dengan demikian, diperlukan address mask untuk menyaring IP address dan paket data yang keluar masuk jaringan tersebut.
            Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing–masing subnet mask menggunakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua satu (1) yang menggunakan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.

                   Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
                   Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.

Subnetmask default untuk masing-masing kelas A, B, C dalam biner

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

 Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
1. Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
2. Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
3. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
Subnetmask biner dan desimal

Penghitungan subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
·    Jumlah Subnet,
·    Jumlah Host per Subnet,
·    Blok Subnet,
·    Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Subnet Mask yang digunakan untuk melakukan subnetting
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30


2.2.1   Format Penulisan Ip Addressing
            IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap bit ini disebut sebagai octet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut: xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
            Jadi, IP address memiliki range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan ‘notasi desimal bertitik’. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan IP address dalam format biner dan desimal:
Desimal
167
205
206
100
Biner
10100111
11001101
11001110
01100100

2.2.2  Jenis-Jenis IP Address
1.   IP Public
            Ini adalah Internet Assigned Numbers Authority (IANA) terdaftar alamat yang terlihat di Internet. Public bit tertinggi range address bit network address
1.    kelas A     0          0 – 127* 8
2.    kelas B     10        128 – 191 16
3.    kelas C     110      192 – 223 24
4.    kelas D     1110    224 – 239 28

2.    Privat
            Privat Address adalah kelompok IP Addres yang dapat dipakai tanpa harus melakukan pendaftaran. IP Address ini hanya dapat digunakan untuk jaringan lokal (LAN) dan tidak dikenal dan diabaikan oleh Internet. Alamat ini adalah unik bagi jaringan lokalnya tetapi tidak unik bagi jaringan global. Agar IP Private ini dapat terkoneksi ke internet, diperlukan peralatan Router dengan fasilitas Network Address Traslation (NAT).
            Berikut adalah alamat yang dicadangkan untuk jaringan private:
      Private Address Kelas A: 
            IP Address dari 10.0.0.0 – 10.255.255.254, setara dengan sebuah jaringan dengan 24 bit host. Atau sekitar 16.777.214 host
      Private Address Kelas B:
            172.16.0.0 – 172.31.255.255, setara dengan 16 jaringan yang masing-masing jaringan memiliki host  efektif sebanyak 65.534 host
      Private Address Kelas C:
            192.168.0.0 – 192.168.255.254, setara dengan 256 jaringan yang masing-masing jaringan memiliki host  efektif sebanyak 254 host.

C.    2.3  Klasifikasi Jaringan Internet
                    IP address dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu bagian network (net ID) dan bagian hist (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal pada bagian awal address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network.

2.3.1 Berdasarkan Kelasnya
            Berdasarkan kelasnya IP address dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas A, B, C, D, E. perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Perangkat lunak Internet protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut:
      Kelas A
            Bit pertama address kelas A adalah 0 dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host 24 bit. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, jadi byte pertama IP address kelas A memiliki range dari 0-127, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx. Tiap network dapat menampung sekitar 16 juta (256^3) host. IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). IP address ini dilukiskan pada gambar berikut:
Formatnya :
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 0
Panjang Network ID : 8 bit
Panjang Host ID : 24 bit
Byte pertama : 0 – 127
Jumlah : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A
      Kelas B
            Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada computer memilii IP address 192.168.26.161, network ID 192.168 dan host ID 26.161. pada IP address kelas B ini memiliki range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxxyakni berjumlah 65.255 netwrok dan jumlah host tiap network 256^2 host atau sekitar 65 ribu host
Formatnya:
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
2 bit pertama : 10
Panjang Network ID : 16 bit
Panjang Host ID : 16 bit
Byte pertama : 128 – 191
Jumlah : 16.384 kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.535 IP address pada tiap kelas B
      Kelas C
            Jika 3 bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network kelas C. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya, sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host.
Formatnya:
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
3 bit pertama : 110
Panjang Network ID : 24 bit
Panjang Host ID : 8 bit
Byte pertama : 192 – 223
Jumlah : 2.097.152 kelas C
Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C
                       Kelas D
            Khusus kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam kelas ini tidak lagi dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit pertama adalah 1110, sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multitasking tidak dikenal network ID dan Host ID. IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone.
Formatnya:
4 Bit Pertama : 1110
Byte Inisial : 224 – 247
                       Kelas E
            Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga tidak ada dikenal netid dan hostid di sini. IP address E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertama berkisar antara 248-255
Formatnya:
4 Bit Pertama : 1111
Byte Inisial : 248 – 255.

2.3.2   Berdasarkan Pada Ukuran Jaringan
            Berdasarkan pada ukuran jaringan Internet dibagi dalam empat bagian, yaitu : 
      LAN (Local Area Network)
            LAN adalah jaringan lokal atau jaringan private yang ada dalam satu gedung atau dalam satu ruangan. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang menggunakan satu resource secara bersama–sama, misalnya penggunaan printer secara bersama–sama, penggunaan media penyimpanan secara bersama, dan lain–lain.
      MAN (Metropolitan Area Network)
            MAN adalah pengembangan dari LAN yang menggunakan metode yang sama dengan LAN tetapi daerah cakupannya lebih luas. Daerah cakupan LAN yang hanya ada pada suatu ruangan atau gedung, tetapi pada MAN cakupannya bisa sampai satu RT atau beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama.
      WAN (Wide Area Network)
            WAN dengan cakupan yang lebih luas lagi, cakupannya meliputi satu kawasan, satu pulau atau satu negara bahkan benua. Sedangkan metode yang dipakai dalam WAN hampir sama dengan yang dipakai di dalam LAN dan MAN.
      Internet
            Internet adalah interkoneksi antar jaringan–jaringan komputer yang ada di dunia yang bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi menggunakan standar Internet Protocol (IP).

2.3.3 Address Khusus
            Selain address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address itu adalah:
a)   Network Address
            Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan internet. Misalkan untuk host dengan IP address kelas B 192.168.9.35 tanpa memakai subnet, network address ini adalah 192.168.0.0 address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada segmen 2 terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet. Router cukup melihat network address 192.168 untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan tuang pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat tidak perlu membaca seluruh alamat untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
b)  Broadcast Address
            Address ini digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Tidak efisien apabila harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan, pemakai bandwith akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram tersebut sama. Oleh karena itu dibuat konsep broadcast address, host cukup mengirim ke alamat broadcast maka seluruh host pada network akan menerima datagram tersebut.
            Jadi sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, pertama adalah IP addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit hst pada IP address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2 broadcastaddressnya 192.168.255.255 (2 segmen dari IP address tersebut disebut berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255) jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
c)   Multicast Address
            Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host  yang menggunakan datagram unicast. Artinya datagram memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk 2 mode pengirman ini (unicast dan broadcast) muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group) dengan hanya mengirimkan satu datagram saja.Namun berbeda dengan mode broadcast hanya host-host yang tergabung dalam sutu group saja yang akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini setiap group yang menjalankan aplikasi bersana mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada gambar dibawah
224-239
0-255
0-255
0-255
1110xxxx
xxxxxxxx
Xxxxxxxx
xxxxxxxx
Untuk keperluan multicast sejumlah IP address dialokasikan sebagai multicast address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255) maka IP address merupakan multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group buka untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet,namun bisa mencapai seluruh dunia karena menyerupai sutu backbone maka jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Bacbone (Mbone).


D.2.4  Pengertian  Subnetting
                       Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. 

2.4.1 Dua alasan utama melakukan subnetting
            Dua alasan utama melakukan subnetting antara lain :
1.    Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2.    Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address.

                      2.4.2   Tujuan dari subnetting
           Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1.  Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2.  Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3.  Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4.  Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
7.  Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

2.4.3   Fungsi subnetting
      Fungsi subnetting antara lain sebagai berikut:
1.    Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
2.    Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3.    Pengelolaan yang disederhanakan.
4.    Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,

2.4.4   Proses Subnetting
            Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses, yaitu:
1.    Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
2.    Menentukan jumlah host per subnet
3.    Menentukan subnet yang valid
4.    Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
5.    Menentukan host–host yang valid untuk tiap subnet


E.2.5 IP STATIS
IP statis adalah IP yang dedicated dengan sebuah PC, computer atau perangkat networking lain (misal router).  Alamat IP statik adalah sebuah pemberian alamat IP yang tidak pernah berubah. Alamat IP statik penting karena server memakai alamat IP ini dan mempunyai pemetaan DNS menunjuk kepada server, dan biasanya memberikan informasi kepada mesin lain (seperti  email server, web
server, dll). Blok alamat IP statik  mungkin diberi oleh  ISP  anda, baik dengan permintaan atau otomatis bergantung pada cara kita hubungan ke Internet.

2.5.1 IP DINAMIS
IP dinamis yaitu IP yang didapatkan oleh computer/router lain dari sistem DHCP nya, IP yang didapatkan oleh PC ini bisa berubah-ubah. Alamat IP dinamik diberikan oleh ISP untuk node yang tidak permanen terhubung ke Internet, seperti komputer di rumah, komputer yang menggunakan sambungan dial-up. Alamat IP dinamik diberi secara otomatis menggunakan protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), atau Point-to-Point Protocol (PPP), bergantung pada tipe sambungan Internet. Node yang menggunakan DHCP terlebih dulu meminta alamat IP dari jaringan, dan otomatis mengkonfigurasi antar muka jaringannya .Alamat IP yang diberi oleh DHCP berlaku untuk waktu yang ditetapkan (dikenal sebagai waktu sewa / leased time). Node harus memperbarui sewa DHCP sebelum waktu sewa berakhir. Segera setelah memulai lagi, node mungkin menerima alamat IP yang sama atau yang berbeda dari kumpulan alamat IP yang tersedia.

Alamat IP dinamik cukup populer diantara Internet Servis Provider, karena memungkinkan mereka memakai lebih sedikit alamat IP daripada jumlah total pelanggan mereka. Mereka hanya memerlukan alamat bagi masing-masing pelanggan yang aktif di suatu saat. Alamat IP yang dapat di routing secara global membutuhkan biaya, dapat dihancurkan secara global IP berharga uang, dan beberapa authoritas untuk alokasi alamat (seperti RIPE, RIR dari Europa) sangat keras dalam penggunaan alamat IP untuk ISP. Memberi alamat IP secara dinamik memungkinkan ISP untuk menghemat uang, dan mereka sering akan meminta tambahan yuang ke pelanggan yang meminta alamat IP statik.
2.5.2 Cara Setting IP Statik dan Dinamis
·         Setting TCP/IP Dinamic
  1. Click Start, Control Panel
  2. Double-Click Icon Network Connection
  3. CIick-kanan pada icon Local Area Connection, pilih properties
  4. Double-Click Internet Protocol (TCP/IP) yang ada di dalam kotakdialog Local AreaConnection,sampai keluar kotak dialog baru : Internet Protocol (TCP/IP) Protocol
  5. Click opstain an IP adrees automatically
  6. Click OK untuk menutup kotak dialog Internet Connection (TCP/IP) Properties.
  7. Click OK untuk menutup kotak dialog “Local Area Connection Properties”
  8. Click Start, Run, sampai keluar kotak dialog RUN, dan ketikkan CMD, click OK
  9. Di kotak dialog CMD, ketikkan : ipconfig untuk melihat IP anddres anda. IP Static adalah ip yang dapat disetting sendiri sehingga alamatnya tetap atau tidak berubah-ubah.
·         Setting TCP/IP Static
  1. Click Start, Control Panel
  2. Double-Click Icon Network Connection
  3. Click-kanan pada icon Local Area Connection, pilih properties
  4. Double-Click Internet Protocol (TCP/IP) yang ada di dalam kotakdialog Local AreaConnection, sampai keluar kotak dialog baru : Internet Protocol (TCP/IP) Protocol
  5. Click use the following IP Address , Masukkan alamat IP. Misalalamat IP computer 1  adalah 192.168.1.1 dan komputer 2 adalah 192.168.1.2 dst, dengan subnet mask 255.255.255.0
  6. Setelah setting TCP/IP ini telah dimasukkan, click OK untuk menutup kotak dialogInternet Connection (TCP/IP) Properties.
  7. Click OK untuk menutup kotak dialog “Local Area Connection Properties”
  8. Click Start, Run, sampai keluar kotak dialog RUN, dan ketikkan CMD, click OK
  9. Di kotak dialog CMD, ketikkan : ipconfig untuk melihat IP anddres anda.
  10. Lakukan test ping koneksi dengan computer sebelah (computer dengan ip address192.168.1.2, 192.168.1.3, dsb), dengan mengetik pada com.
ASAN
              Pembahasan IP Static dan Dynamic sangat erat kaitannya dengan dunia worldwideweb Internet. Karena disini membahas Identitas Internet Protocol (IP) sebuah komputer di lingkungan dunia maya (world area network). Penggunaan IP Static dan Dynamic sangat bergantung dengan provider Internet yang digunakan. ISP seperti Axis, IM2, Three, XL biasanya menggunakan IP Dynamic. Sedangkan ISP yang menggunakan IP Static salah satunya Speedy (untuk user dengan paket >2Mbps diberikan 1 IP Static). Pada ISP yang menggunakan sistem IP Static IP yang diberikan atau ip yang kita dapat itu secara manual. Artinya kita akan diberi ip address dan mensettingnya secara manual. Misalnya kita isi ip address di settingan pc kita. Sistem seperti ini biasanya digunakan oleh SERVER atau Comercial Leased Line, tujuannya agar server dapat dijangkau dengan IP yang sama. Tapi biasanya ISP tidak memberlakukan sistem ini. Contohnya Speedy yang pada hakikatnya menggunakan static IP dan dynamic IP secara bersamaan, Setiap kamu connect kamu akan dapat satu IP public secara random, yang kemudian digunakan sebagai IP Static. (bingung kan sistemnya, Atau cara lain biasanya dengan penggunaan addressing menggunakan MAC Address, dimana ISP menggunakan MAC yang kemudian setiap MAC akan mendapat Random Public IP setiap kali connect.
F2.6 DHCP
Pengertian
            Protokol Konfigurasi Hos Dinamik (PKHD) (bahasa Inggris: Dynamic Host Configuration Protocol adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).

2.6.1 Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:

  1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
  2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
  3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
  4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

DHCP Scope

DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

DHCP Lease

DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.

DHCP Options

DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.

Nomor DHCP Option
Nama DHCP Option
Apa yang dikonfigurasikannya
003
Mengonfigurasikan gateway baku dalam konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
006
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
015
DNS Domain Name
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi "induk" dari DNS Server yang bersangkutan.
044
NetBIOS over TCP/IP Name Server
Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
046
Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
047
Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.


BAB 3. PENUTUP

1.1    Kesimpulan

      Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
      IP Address adalah alamat yang  diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1. IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID,  dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan dari peralatan jaringan. Nilai subnet mask berfungsi untuk memisahkan network ID dengan host ID. Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan lokal atau nonlokal.

      Klasifikasi jaringan internet di kelompokkan menjadi dua yaitu klasifikasi berdasarkan kelasnya dan klasifikasi berdasarkan pada ukuran jaringan. Berdasarkan kelasnya IP address dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas A, B, C, D, E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Perangkat lunak Internet protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP address. Berdasarkan pada ukuran jaringan Internet dibagi dalam empat bagian, yaitu a) LAN, b) MAN, c) WAN, dan d) Internet.

            Selain address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host, yaitu:
a)      Network Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan internet.
b)   Broadcast Address
       Address ini digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network.
c)   Multicast Address
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host  yang menggunakan datagram unicast.

      Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C.
   

DAFTAR RUJUKAN
            (diakses pada tanggal 17 Maret 2016, pada pukul 13.02)

(online)http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-ip-address-menurut-para-desainer-internet-protocol/ (diakses pada tanggal 18 Maret 2016, pada pukul 10.30)


(diakses pada tanggal 18 Maret 2016, pada pukul 13.03)

(online)http://louisbutarbutar.blogspot.co.id/2012/11/klasifikasi-jaringan-internet.html (diakses pada tanggal 22 Maret 2016, pada pukul 11.44)

(online)http://rindaamilia08.blogspot.com/2016/06/makalah-ip-addressing-disusun.html  (diakses  pada tanggal 3 Maret 2019, pada pukul 9:55)

(online)http://mirnawati-mirnawatiaufa.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html (diakses  pada tanggal 3 Maret 2019, pada pukul 9:55)

(online)https://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_Konfigurasi_Hos_Dinamik (diakses  pada tanggal 3 Maret 2019, pada pukul 9:55)

Komentar

Meta Data

Laporan pratikum 2 algoritma pemograman

Jobsheet 1 PBO SMT2

Laporan Pratikum 3 algoritma pemograman

Laporan Pratikum 4 algoritma pemograman

Laporan Pratikum 5 algoritma pemograman

Jobsheet 3 PBO SMT2

Laporan Pratikum 7 algoritma pemograman